30 Januari (muhasabah)
Wanita nan cantik itu telah menghela nafas dengan
keringat yang semenjak tadi bercucuran. Berbarengan dengan sesekali teriakan
rasa sakit ia rasa. Yah, rasa sakit memperjuangkan bagaimana seorang ibu
melahirkan anak yang ia harapkan nantinya. Begini, memang sebenarnya aku tak
tau percis bagaimana keadaan saat itu. Namun kebanyakan dan memang sebagian hal
yang sangat tabu bagaimana seorang orang tua yang melahirkan anak yang ia
harapkan dengan rasa dan perjuangan begitu besar. Begitulah barangkali, satu
hal tak ada di dunia ini pencapaian dan perjuangan yang sangat berharga dari
seorang ibu yang melahirkan anaknya.
30 januari ini tepat nya belasan tahun yang lalu ibu
melahirkanku dengan keadaan susah payah. Pagi ini dengan hembusan angin yang
begitu terasa menyegarkan suasana, dengan langit yang begitu biru diatasnya,
dengan kicauan dan daun yang melalu lalang. Tuhan, aku bersyukur, nafas dan
mata ini masih bisa aku fungsikan dengan begitu sempurna. Nikmat-Mu dan
rahmat-Mu begitu besar sehingga sampai detik ini aku masih bisa tetap menikmati
kehidupan yang fana ini. Terima kasih atas umur yang engkau berikan, terima
kasih atas segala hal yang terjadi dalam hidup ini. Aku bersyukur atas itu.
Tak lupa ucapan terima kasih tak terhingga kepada kedua orang tuaku Bpk. Dede Kurnia dan Ibu. Nunung Risnaeni
tanpa mereka saat ini saya bukan siapa siapa. Terima kasih semangat dan
motivasi yang diberikan. Tak lupa kepada sahabat saya Anggella Hariesta Dewi,
sahabat di keluarga besar Paskibra Smpn 1 Cileunyi jajaran pelatih, senior,
junior dan khususnya angkatan 17 yang memberikan saya begitu banyak pelajaran
hidup yang berharga. Dan kepada sahabat saya yang sangat cintai di paskibra
Alm. Gita Soniawati, aku sangat bersyukur Allah pertemukan teman terbaik
seperti mu. Kamu sangat baik dan begitu baik memberikan pelajaran yang orang
lain tak berikan. Gison, ketika aku melihat kau terbaring tak bernafas kau meninggalkan aku, betapa aku
sangat kehilanganmu. Namun aku tau karna Allah sangat sayang padamu. Aku merasa
baik. Semoga kita di pertemukan di Surga Allah kelak. Salam untukmu sahabat
terbaik.
Dalam kesempatan ini dimana umurku bertambah, aku
hanya ingin melakukan muhasabah dari usia yang telah Allah berikan kepadaku.
Secara lahir memang usia ini bertambah, padahal
nyatanya jatah dan kesempatan untuk hidup dan mendekatkan diri kepada Allah
semakin berkurang. Sementara dosa dalam diri ini, kesalahan dalam diri ini
makin hari semakin banyak. Maka tak ada
yang bisa aku lakukan di hari jadi ini selain terus memohon ampun dan berdoa
kepada-Nya.
Sungguh bertambahnya umur ini adalah kita semakin
dekat dengan kematian. Karna usia itu adalah rahasia yang telah ditetapkan Allah
SWT, karena setiap makhluk yang bernyawa akan merasakan pedihnya kematian dan
kematian itu tak pernah disangka dan akan datang secara tiba-tiba tanpa apakah
siap dan tidak. Ketika saat itu datang tak dapat seorang pun dapat mencengah
ataupun menundanya karena kematian adalah hal pasti.
Lalu bagaimana dengan diri ini, sudahkah
mempersiapkan diri ini untuk menyambut kematian yang tiba-tiba akan datang?
Saudaraku, jiwa dan raga kita hanya milik Allah. Semoga Allah memberkahi sisa
usia kita. Masalah terbesar setiap orang adalah ketika umur dan waktu hidup
tidak berbarengan dengan menyelamatkan diri dari penderitaan abadi di akhirat.
Terakhir . . . .
Untukmu anak yang bertopi
Barakallah fi umrik.
Hari ini dimana, Allah memberi
hembusan nafas di dunia ini.
Belasan tahun lalu dirimu masih
terlihat seperti anak ingusan.
Mungkin dirimu kini sudah tumbuh
lebih baik dan mungkin sudah dewasa.
Dan kini amal dan berbuatanmu sudah kau
yang tanggung.
Apapun hal yang di depanmu menjadi
pilihan dan kelak kau
yang pertanggung jawabkan.
Pesan:
“ Untuk diriku ini, siapkan dirimu untuk pulang dengan
Sebaik-bainya
kepada-Nya dan berjalanlah dengan
Keyakinan
dalam hidupmu. Percayalah, karena
Segala
sesuatu yang kau pilih di pertanggung
jawabkan.
Jika
kau merasa lemah, ingatlah Allah ada untukmu . . .
By: GFJ tigahurufsaja