Saturday, December 3, 2016

Selamat Bertambah Umur, ya!




'Mungkin, berbicara denganmu hanya angan. Tidak dengan nyata'

       Aku sedang diam dipojokan sana, terasa jiwa ini sedang terbawa oleh masa lalu. Ah Hari ini bulan Desember ya?
Ini bulan kelahiranmu ya?
H-1 ulang tahun mu kan ya?
Iya kamu, yang tak mau lagi kusebutkan namanya. Ah, kau tak perlu kaget begitu. Tentu saja aku masih mengingat ulang tahun mu.
       Aku tak tau bagaimana caranya menyampaikan kata "Selamat" padamu. Bahkan aku tak bisa menghadiahkan sesuatu padamu seperti sebelumnya. Aku hanya bisa, haturkan kalimat doa semoga senantiasa bahagia. Semoga kau selalu baik baik dalam keadaan apapun.
       Bagaimana mungkin aku bisa melupakan hari special bagimu? Biar sedikit kuceritakan padamu. Semalam aku bermimpi. Bermimpi kisah beberapa tahun silam, ketika kamu sedang bertambah umur. Melewati kejadian hari special bagimu berdua saja. Ah, plis ini hanya mimpi. Tak usah berpikiran yang macam-macam. Mengerti kau?
       Itu sebabnya, barangkali bagaimana mungkin aku bisa lupa. Sedangkan kau terus berkunjung dalam hayalku. Tapi aku bahagia. Mengapa? Karna, aku tidak lagi merasa sesak ketika bermimpi tentangmu. Hari ini aku merasa lega. Lega sekali. Sungguh. Karna aku sudah bisa mengingatmu tanpa merasakan apa apa. Sungguh. Sekali lagi, kau jangan berpikiran yang macam-macam. Aku tidak sedang berbohong. Jangan kau kerutkan keningmu itu.
       Maafkan aku ya, aku tak tau harus bagaimana dihari special mu. Karna aku tak mau lagi mengingat. Aku tak mau lagi menggali bangkai kenangan yang dulu aku kubur dalam sekali. Yang selalu aku kubur dengan melibatkan rindu. Rindu kau bilang? Bodoh, pantas saja kau ingin selalu menggali kembali karna rindu itu sangat kuat. Ah, sudah ku bilang jangan berpikiran yang macam-macam. Itu hanya rindu yang bercampur dengan bangkai kenangan. Bukan rindu original.
       Maafkan aku ya, seharusnya dulu setelah puluhan kali penolakan yang ku lontarkan. Tak ada kesempatan yang aku berikan untuk kita memulai perasaan. Walau pada akhirnya malah menyakitkan oleh sebuah perpisahan. Ya, semestinya dulu kita berteman saja. Agar bisa bertegur sapa tanpa ada beban. Tanpa ada guncangan hati. Lain dengan sekarang. Mungkin berbicara denganmu hanya angan, tidak dengan nyata.
       Hm, toh semuanya sudah terlambatkan?
       Maaf, aku memutuskan untuk melangkah. Tak akan balik kanan. Dan lari mengejarmu. Tapi ketahuilah aku merasa sesak dengan melepaskanmu.
       Maaf, aku tak bisa memberimu pelukan hangat untuk sekedar menghadiahinya. Tidak akan lagi. Dan tidak bisa. Aku harus menerima dan lebih setia pada jodohku yang Allah berikan untukku.
       Sekali lagi, maaf ya. Kita memang benar benar selesai.
Aku bilang kan, kau tak perlu berpikiran yang macam-macam. Tenang saja aku sudah melupakanmu. Menghapus semua tentangmu dari memori ini. Mengerti? Jadi stabilkan kembali kerutan keningmu itu.
       Terakhir, untuk mu di selembar kertas ini.
Aku ucapkan 'Selamat bertambah umur, ya!' . Semoga Allah melindungimu. Hidup dalam keberkahan. Tercapai semua cita, cinta dan tentunya bahagia. Semoga kau bertemu dengan sosok yang pastinya kau inginkan ya? Ah, bukannya kau sudah menemukannya kan? Wanita yang selalu kau rindu. Tentunya bukan diriku.
Kenapa, doa yang ku tuliskan membuat nafas ini sesak ya?
       Baiklah aku ingin pamit saja. Aku tidak ingin sekali berlama lama terbawa oleh masa lalu. Oke. Aku lanjutkan perjalanan ini. Berjalan sangat jauh. Jauh sekali. Sampai kau tak terlihat lagi.
       Ini kenapa lagi? Kenapa tulisan ini basah? Bukankah aku tidak sedang menulis dengan pena yang berisikan air? Tapi, lagi lagi terus menetes dari atas. Ah, mata ini mulai tidak fokus dengan linangan airnya.
Dariku :
Masa lalu mu. Yang bukan masa depan mu

By: GFJ tiga huruf saja

Wednesday, November 16, 2016

Bukan Untuk Dibaca ‘mantan’




Bukan Untuk Dibaca ‘mantan’

D
aun daun itu rela jatuh oleh hempasan angin yang menusuk kedalam ragaku. Terhempas bagai anai anai yang berterbangan. Aku sedang duduk disana. Ya tepatnya dekat pohon rindang itu. Melihat daun daun itu begitu saja terhempas dari dahan yang kecil itu. Aku tak tau, aku sangat nyaman berada disini. Menurutku tempat ini adalah sebuah tempat yang damai. Ya entahlah
          Bajuku basah, aku menggantinya dengan baju santai. Aku baru saja pulang dari taman itu dengan rintikan air hujan yang turun membasahi bajuku. Badanku terasa sangat letih dan akhirnya aku tertidur. Handphone pun berdering…
Ada sebongkah pesan yang masuk kedalam handphone ku, aku berpikir mungkin itu hanya operator kartu yang memberitahu sebuah pesan. Tapi ternyata handphone terus menyala dengan pesan pesan itu. Akhirnya aku menghampiri handphone ku dan ternayata
“Assalamuailaikum”
“Gimana kabarnya git?”
“Aku kangen sama kamu”
“Aku inget kamu”
          Mataku langsung mempererat urat uratnya, aku kaget ketika aku baca pesan itu. Dan aku pikir pesan itu dikirim oleh ‘dia’ yang tak mau lagi aku sebutkan. Aku hanya terdiam dan berusaha menstabilkan nafasku yang semenjak tadi terus mempercepat.
          Semenjak tadi aku pulang, hujan itu terus saja mengguyur. Aku menghampiri jendela yang terletak di ujung kamar itu. Melihat setiap rintikan hujan turun. Aku terbuai oleh lamunanku akan hujan itu yang menyeret pikiranku ke masa silam.  Hujan kau ingatkan aku tentang satu rindu yang ada dimasa yang lalu saat mimpi masih indah bersamanya. Ya tentang kita dulu.  Dulu saat semuanya terasa baik baik saja.
          Aku pun tersontak dan tersadar dari lamunan itu oleh gemuruh petir. Ah sial mengapa aku harus mengingat akan hal itu. Kau tau, mengingat masa lalu ibarat membangkitkan puing puing harapan? Tanpa aku sadari aku rindu akan harapan itu. Harapan yang dulu membawakanku ke langit hayal. Namun pada akhirnya, aku terjatuh dan terpelosok jauh, saat angin penghianatan menerpa lalu mematahkan harapan itu. Aku begitu terluka saat sebongkah janji janji manis kau ucap ternyata semuanya fiktif belaka. Membuat nafas ini tersendat sepanjang waktu. Ah untungnya aku tau caranya mengatasi semua itu agar aku bisa tetap melanjutkan hari hariku meski tanpa selengkung senyuman.
          Ku ambil handphone yang semenjak tadi tergeletak yang aku hiraukan. Karna aku takut akan pesan itu, tapi meskipun rasa takut itu menghantui tetap saja bukan aku ingin melihat pesan pesan yang ia kirimkan. Ingin sekali aku mengetik balasan pesan darinya namun aku tak punya keberanian, sepanjang itu pesan terus dan terus aku baca tanpa bosan. Seperti ada magnet di dalam pesan itu hingga aku tak bisa untuk melepaskannya. Dalam hati aku ingin sekali melemparkan handphone ini. Namun sial nya aku tak bisa karna magnet rindu ini sangat kuat.
          Sekali lagi, rindu ini saat kuat. Aku pikir aku sangat bodoh. Betapa payahnya aku merindukan seseorang yang telah menjambak jambak hari hariku. Betapa lemahnya diri ini, meronta ronta saat hati mencintai namun hati ini tak mampu tuk memiliki. Lucu sekali, diri ini terbuai dengan serpihan masa lalu yang sudah expire. Basi
          Aku tertawa saat meratapi diri ini dalam cermin kala itu. Aku tertawa karna mudah sekali aku mengingat bau bau kenangan yang dulu aku simpan dalam dalam. Dalam sekali, seperti aku kubur dalam ruang rindu. Hei kau simpan melibatkan rindu? Bodoh sekali pantas saja, kau gampang sekali terbawa olehnya. Memalukan. Benar benar memalukan
          Kesalahanku di masa lalu adalah meratapi kegalauan yang jelas jelas sebuah kebodohan yang pernah aku lakukan. Hari ini aku memilih menjauhi semua tentangmu. Menjauhimu meski nanti hari hariku harus tersiksa oleh serpihan kaca kerinduan. Aku harus tertusuk oleh jarum kesepian.  Agar nanti semua cerita tentang kita biasa saja. Bahkan aku ingin rasanya hambar.
Terima kasih mantan. Ah tidak, ini bukan untuk dibaca mantan. Sungguh
Kau bukan sebuah kesalahan
Kau adalah seberkas pelajaran
 Maafkan, aku harus berdoa kepada Ilahi untuk memutuskan semua agar aku bisa baik baik saja. Karna aku percaya perkara jodoh memang tak mudah. Mungkin, barangkali hubungan dulu yang tak halal ini adalah sebuah pelajaran sangat berharga karna aku telah salah berharap selain kepada-Nya. Dan ia tak rela aku terus terbelenggu oleh cinta tak halal ini.
Karena, Allah akan memberikan pelangi di balik badai rasa ini. Insya Allah, semoga bertemu dengan jodoh yang berjalan di jalan yang sama ya. Jalan yang Allah ridhoi.Aamiin
Terima kasih mantan. Sekali lagi, ini bukan untuk dibaca mantan. Ah, sial
Kau bukan sebuah kesalahan
Kau adalah seberkas pelajaran
Terakhir . . .
          Maafkan, aku harus berdoa kembali kepada Ilahi untuk tak pernah bertemu dengan mu dalam hal apapun agar aku lebih baik baik saja. Terima kasih tidak menyapa. Apakah aku egois? Bukan, bukan egois, bukan juga aku memutuskan silaturahim karna seorang penulis pernah berkata silah artinya= ikatan dan rahim artinya= darah yang tersambung seperti saudara atau keluarga lainnya. Dan aku tanya, kau siapa untuku?
Aku hanya ingin menjaga hati agar perasaan ini hanya tumpah pada jodohku seorang. Tidak kepadamu.




GFJ tiga huruf saja

Saturday, September 10, 2016

Aku Memilih Dia

#HIJRAH HATI PART 2




Aku Memilih DIA
Bahkan aku mengira rasa ini tepat untuk aku miliki, tapi aku salah aku semakin terhanyut bahkan terjebak dalam muara rasa yang tak halal ini. Merasa di cintai, di sayangi, di perhatikan bahkan rela berkorban adalah hal naïf jika tak kau lakukan.

Tapi aku sadar rasa ini salah, rindu ini juga salah. Aku orang yang tak mengerti cinta. Terus mengharapkan cinta selain-Nya.  Terus memberi seluruh perasaan selain kepada-Nya. Mungkin barangkali aku terus berdua saja selain dengan-Nya. Menghabiskan waktu, detik demi detik selain kepada-Nya. Ah kau tau, sepayah ini aku mengejar cinta selain-Nya?

Pada akhirnya,  Dia cemburu, dia tak rela dengan cinta kita yang semestinya tak kita satukan. Aduhai yang kucintai kita harus berpisah.  Berpisah. . .
Aku merasa dihempaskan ke dasar bumi.  Karna tak ada perpisahan ataupun kehilangan yang lebih menyesakkan, selain kehilangan oleh orang yang kita cintai bukan?  Tapi setidaknya, semenyakitkan apapun yang dirasakan aku terlepas dari cinta yang tak halal.

Aku mohon kau pergi lah . . .
Jangan lagi tersenyum padaku seperti itu, sebab mengharapkanmu sekarang itu adalah mustahil bagiku. Karna aku sadar berharap kepada-Nya adalah sebuah kepastian. Aku tak mau lagi merasakan sebuah luka kecewa yang amat sangat perih. Karna ketika kita  mengejar cinta dia ,ketika itu juga  Allah jauhkan dia. Tapi ketika kita mengejar cinta Allah, ketika itu juga Allah dekatkan dia.
Kau tau kisah itu? Percayalah akan itu

Aku sudah memilih Dia bersamaku. Aku akan berdua saja bersama-Nya di setiap malam dengan sehelai sajadah. Ya hanya berdua saja, tak ada yang mengganggu.

Sebagai penutup,
Aduhai dulu yang pernah aku cintai, itulah barangkali aku ingin menjaga jarak denganmu agar rasa ini tak tumbuh kembali. Ah, aku doakan semoga kau bertemu jodoh yang pastinya akan halal bagimu. Tentunya bukan aku kan? Sosok yang nantinya akan selalu membuatmu bahagia. Dan selalu engkau rindukan setiap harinya.
Kok, kata ‘ semoga’ yang aku lontarkan tadi begitu membuat sesak di dada ya?



GFJ tiga huruf saja

Sunday, August 28, 2016

Aku Rindu. Rindu semu


#HIJRAH HATI PART 1




Aku Rindu. Rindu semu
Beberapa waktu terakhir ini, aku berjanji kepada semuanya termasuk diriku sendiri untuk tidak menulis sedikit pun atau apapun tentang 'kamu yang tak benar benar pergi'. Alasan utamanya hanya untuk bisa melupakanmu sejenak dan seutuhnya.

Iya, barangkali aku berhasil untuk saat ini. Waktu waktu berikutnya, kadang aku merindukan dirimu di dalam tulisanku. Aku saja, rindu kamu ada di tulisanku apalagi di dalam hidupku? Tentu saja aku. Sangat rindu. Iya rindu. Hmm rindu semu. Kau tau rasanya memelihara rindu? Seperti memelihara sebuah pohon kaktus dengan tangan sebagai pot. Sakit.

Aku tidak mengerti kenapa aku bisa segila ini memperdulikanmu. Mencintaimu. Menyayangimu.  Kamu diam, kamu yang menghindari, kamu juga selalu bersikap tak acuh, namun kamu masih menjadi seseorang yang selalu aku rindukan. Hmm rindu semu

Kita jarang sekali bertatap muka. Hampir jari jariku bisa menghitungnya. Bicara saja tabu, tapi aku selalu ingat akan semuanya. Aku masih ingat saat kita bercanda. Pernahkan kamu menginngatnya? Coba ingat saat itu? Ketika kita hanya berdua saja? . Dan masih ingat caramu menatapku, tatapan dengan kasih sayang. Pernahkah kamu mengingat akan masa lalu?
Aaah sial aku tak pernah menabung untuk mempunyai sebuah keberanian untuk mengatakan semuanya. Pantas saja kamu tak pernah tau, karena memang aku tak pernah mengatakannya padamu.  Hanya sebuah pensil dan selembar kertas aku selalu jujur dan mengatakannya. Apakah aku pengecut?

Pada kenyataannya . . .
Sekarang? Apa yang terjadi pada kita? Apa yang terjadi pada hubungan kita? Aku saja sudah lupa kapan terakhir kali kita duduk berdua saja berbicara. Kapan terakhir kali aku menyapamu tanpa ada rasa beban. Tapi, aku ingat terakhir kali kau mengatakan "Aku sayang kamu' dan " Kamu masih yang terbaik untukku'. 1 tahun silam bukan?

Sehat sehat dalam kesibukanmu. Dalam kesenanganmu. Karena aku tidak akan lagi mengganggumu dalam segala hal yang akan mengusikmu. Maaf bila aku masih saja sangat merindukanmu sampai saat ini. Barangkali ini sebuah proses penetralan hati.

Karena aku pun tidak tau mengapa aku sangat memperdulikanmu. Sekali lagi maaf bila aku masih dan selalu sangat memperdulikanmu sampai saat ini. Semoga ini proses untuk kita menuju kemuliaan hijrah. Dan Allah sedang merencanakan cinta yang halal untuk menyempurnakan agama. Semangat hijrah, semangat jomblo sampai halal.

Karena, aku masih tidak percaya kamu pergi begitu saja.


GFJ tiga huruf saja

Wednesday, April 27, 2016

'TANPAMU AKU AKAN BAIK BAIK SAJA'



Assalamualaikum

                Guys balik lagi sama akuh dengan cerita cerita ya gitu sih :D .Pokonya jangan bosen bosen ya baca blognya, ya meskipun suka maksa buat baca. Nah kali ini aku mau cerita tentang apa ya? Intinya sih tentang ‘perasaan’ yang berusaha untuk menghilangkannya. Wkwk …  contohnya kaya kamu ya? Gatau aku sihL haha. Tapi kalem plis ini mah jangan baper atuh bacanya kalo tentang perasaan teh, apalagi ini ‘menghilangkan perasaan yang pernah ada’ ahayyyyyyy. Siap siap ini mah bawa tisu buat jaga jagaL. Padahal ga sedih sih wkwk… ah geje kan. Cus wae gitu? Yu ah cussssssss …


Gini …




        Mataku terbuka saat senja ini berlalu begitu saja. Tanpa alasan dan gurauan untuk kita bercerita. Ketika aku sedang berusaha tuk menghapus ingatan yang saat ini bersemayam di pikiranku. Kisah tentang ‘nya’
        Barangkali aku atau bahkan kamu pernah merasakannya. Ketika sudah berapa kali, bahkan ratusan kali melupakan namun digagalkan oleh kenangan yang memang kita buat atau ciptakan.
        Sebenarnya aku tak ingin menceritakan tentang ini. Yang bagaimana kita berjuang dengan jarak.  Yang pasti pertemuan itu memiliki sebuah akhir yang aku harus terus berjuang untuk tetap berdiri tegak.
        Bagaimana awalnya selalu menggebu gebu tuk ingin berjumpa kini berubah tuk meminta rasa ikhlas untuk melupakannya. Aku tak pernah berharap lebih bahwa kita akan tetap seperti ini… Ya tetap baik baik saja bukan?
Aku mohon pergilah …
Tinggalkan rasa ini saja di penghujung penantian. Karena kita hanya akan saling menyakiti dalam melupakan. Memang awalnya aku berhasil, tapi waktu waktu berikutnya kadang aku merindukan sebentuk pesan yang kadang singkat tanpa nada atau irama. Aku amat merindukan itu.
        Aku tidak mengerti saat itu aku bisa segila ini memperdulikanmu. Menyayangimu. Kita memang jarang sekali bertatap muka. Bicara. Tapi itulah yang membuat awalnya tak bisa membuang hal yang tercipta untuk aku kubur dalam dalam. Aku hampir tidak bisa menemukan diriku sendiri, karena separuh jiwa ini terbawa lari olehmu. Bahkan lebih buruk lagi kamu tak kembali. Dan meninggalkan separuh jiwa ini dengan kehampaan. Mungkin diri ini terlalu bodoh mengharap sesuatu yang berlebih darimu.
        Aku mohon sekali lagi pergilah …
Tinggalkan rindu ini yang abstrak. Aku akan mencari berbagai cara agar tetap berdiri sendiri. Aku akan tetap mencari cara agar tak mengingatnya. Aku akan tetap mencari agar aku dapat kembali memberikan lengkungan garis senyum yang ikhlas. Tenang saja aku akan berusaha untuk itu. Aku akan melupakanmu dengan sederhana.
        Kini? Aku hanya sedang menikmati kehidupan baruku yang semuanya aku isikan kembali. But, don’t close the book. Just turn the page. Ya memang terkadang, aku sangat merindukan saat saat itu.
        Percayalah, aku akan tetap baik baik saja tanpamu. Tak ada yang harus disesali, tak ada yang harus disedihi, aku akan terima semua itu penuh keikhlasan.
Aku baik baik saja. Jangan khawatirkan aku akan kesendirian ini. Aku telah bersahabat lama dengan sepi ini.
        Entahlah.Terima kasih, aku akan tetap kuat untuk masa depanku. Ketika pada akhirnya bertemu suatu saat nanti. Aku akan sungguh terlihat tegar tanpa kamu sadari.
Ah iya. Mungkin aku akan meminta maaf karena sampai saat ini aku masih sangat merindukanmu.
Pergilah …
Pastikan tanpamu aku akan baik baik saja. Kebahagiaanku akan tetap di tempatnya. Dan tunggu akan jiwa yang baru ini.

END…

        Nah gitu deh. Plis lah da ngga baper ya sama ceritanya? L ya biarin lah da aku mah pengen bercerita aja wkwkw. Seperti biasa, terima kasih mau baca blog akuh. Ya meskipun udah bilang dari awal kalo ceritanya….. ya gitu we L . Maaf kalo ada salah kata/ penulisan yang belum rapi dan efektif da aku mah apa atuhhhhhhh masih awam jadi penulis.  Plis jangan bully tulisan di blog aku, doain aja semoga amin suatu saat bisa jadi penulis beneran. Aminin atuh L.
Kritik atau saran bisa hubungi media sosial akuh. Sok aja cari sendiri media sosial akuh L byee. Sampai ketemu lagi di lain cerita. Jangan kapok ea :pppppp

Assalamualaikum

By: GFJ

Entri yang Diunggulkan

NGETRIP LOW BUDGETT!!!!!

Assalamualaikum gaisss, Nih vlog pertama sama sobat ambyarr. Ini aku buat jauhh sebelum adanya Covid-19 ya dan larangan social distancin...