Siapapun yang percaya bahwa
kenangan yang usang tak perlu dilupakan mengapa? Ia hanya bagian dari kehidupan
yang membuat kita tegar, tapi kadang ia juga yang membuat terasa sesak di dada.
Sesak. Maka tetaplah berdiri meski kaki
tak mampu lagi menopang diri. Maka tetaplah tegar meski hati terasa tersayat
sayat. Aku tau ini hanya petuah lama yang hanya akan menjadi obat penenang
sementara. Ya sementara. Karna setelah itu pasti terus terbawa oleh ganasnya
masa lalu. Kau tau? Aku tak pernah berfikir jika kita akhirnya menjadi seperti
ini. Tak ada tegur sapa, tak ada ucap kata dan bahkan kita hanya dua orang
asing yang tak saling kenal seperti berbeda belahan dunia. Padahal kita masih
melihat gelapnya langit di malam hari yang sama, kita masih menghirup udara
yang segar yang sama, bahkan kita masih pernah berpapasan bukan? Ah, berpapasan
itu sama artinya bertemu? Tapi kita hanya saling menolak pertemuan itu, hanya
ada angin penolakan yang dirasa. Ah, sekali lagi itu hanya pertemuan yang tak
diinginkan sungguh. Jadi aku tak pernah menamakan ini sebagai pertemuan. Jika
ini pertemuan, kita bukan seperti bak dua orang asing bukan?
Sudah ya, kita akhiri saja.
Hmm tidak, memang sudah berakhir bukan? Ini hanya alasan terus menerus untuk
selalu menceritakan tentangmu. Bodoh. Aku sudah cape berpura pura melepaskan
mu, aku sudah cape bahwa aku sudah tak lagi mencintaimu bahkan menyayangimu.
Sekali lagi aku sudah cape terus menerus terbayang olehmu. Cukup ya, bisa kan
kamu pergi? Bisa kan keluar dari rumah memori ku? Oke silahkan pergi sebelah
sana pintu keluarnya. Terima kasih
Hidup itu pilihan bukan?
Pilihan apapun yang membuat kita nyaman, dan saat ini aku sudah memilih pilihan. Aku memilih untuk bahagia!
Bahagia iya itu satu kata BAHAGIA. Jadi tak perlu lagi kau terus menghampiri ya …
Buang saja apapun yang
pernah kita lakukan, bahkan yang kita ciptakan. Sebenarnya kau tau? Aku sangat
tak ingin mengingat semua kenangan kita yang dulu kita ciptakan, karena
semuanya itu tak ada artinya lagi. Seperti hempasan angin yang tak kau mau lagi hidup udaranya. Hmmm …
Sudah ya, ah ini sudah
keberapa kali? Aku putuskan ini sebagai penutup akhir dari semuanya karna
cerita ini sudah usang bukan. Ah, aku tau ini memang alasanku saja agar tak
menceritakan lagi semua tentang kita, eh maksudnya semua tentang mu. Karna ini
khususkan untukmu. Ah , payah aku tau. Payah jiwa ini jika berbicara tentang
mu. Terima kasih aku haturkan untuk semua yang engkau berikan, kenangan atau
masa lalu yang mungkin saja ini sebuah pelajaran untuk hidup yang lebih baik.
Terima kasih untuk tidak menyapa, atau bertegur sapa karna engkau membantu ku
untuk menelan sedikit sedikit pil pahit cara melupakan seseorang.
By: GFJ tigaghurufsaja
No comments:
Post a Comment